Miris, Pahlawan Nasional Yang Ada Di Mata Uang Baru Malah Dicaci Maki
BERITA BEBAS TERKINI - Poker Online - Ada 11 desain uang Rupiah baru yang dikeluarkan olehBank Indonesia,Senin (19/12/2016) lalu. Desain baru ini terdiri daritujuh pecahan uang kertas dan empat pecahan logam. Uang baru ini menampilkan12 pahlawan nasional, salah satunya adalahFrans Kaisiepo. Gambarnya tercetak pada pecahanRp 10.000 yang baru. Sayangnya mata uang rupiah ini jadibahan perbincangan netizen.
Ceme Online - Pro kontra biasa terjadi, namun yang bikin miris adalah beberapa netizen yang justru membully pahlawan nasional mereka sendiri. Hal tersebut tampak dari beredarnya tangkapan layar atau screenshot beberapa netizen yang mempertanyakan sosok pahlawan dalam uang pecahan Rp 10.000 rupiah yang tak lain adalah Frans Kaisiepo. Beberapa netizen bahkan ada yang membully sosok pahlawan asal Papua tersebut.
Lantas siapa Frans Kaisiepo? Frans Kaisiepo adalah pahlawan nasional Indonesia dari Papua. Ia lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1921 meninggal di Jayapura, Papua, 10 April 1979 pada umur 57 tahun. Frans terlibat dalam Konferensi Malino tahun 1946 yang membicarakan mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari Papua. Ia mengusulkan nama Irian, kata dalam bahasa Biak yang berarti beruap.
Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Gubernur Papua antara tahun 1964-1973.
Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih, Jayapura. Untuk mengenang jasanya, namanya diabadikan sebagai nama Bandar Udara Frans Kaisiepo di Biak. Selain itu namanya juga diabadikan di salah satu KRI yaitu KRI Frans Kaisiepo. Pada tanggal 19 Desember 2016, atas jasa jasanya, Pemerintah Republik Indonesia, mengabadikan beliau di pecahan uang kertas rupiah baru, pecahan Rp. 10.000.
AduQ - Seorang pengguna Facebook, bernama Wildan Setiabudi juga sempat memposting sebuah status mengenai jasa Frans Kaisiepo ini, menanggapi banyaknya netizen yang membully. Ia menyayangkan betapa pengguna internet terlalu kejam mengatai pahlawan nasional mereka sendiri. Berikut tulisan Wildan Setiabudi
Nama pace ini adalah Frans Kaisiepo. Beliau berasal dari Biak. Biak, di Papua, bukan di China. Agamanya Kristen Protestan. Beliau sudah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sejak tahun 1993. Saat itu Presiden kita adalah Suharto. Bukan Jokowi.
Tahun 2016 ini, wajahnya tertera di uang 10.000 Rupiah yang baru. Wajah pertama dari Papua. Sebelum ini, nama beliau sudah lama disematkan sebagai nama bandara di Biak, tempat kelahirannya. Ini bukan bandara kecil perintis di pedalaman Papua sana.
Bandara Frans Kaisiepo pernah sempat melayani penerbangan internasional hingga ke Amerika, hal yg bahkan bandara di kota2 pulau Jawa belum pernah capai.
Apa lebih lanjut jasa beliau dan apa yg beliau sudah lakukan, semua yg melihat status ini, bisa juga dengan mudah berkonsultasi ke Google. Mudah sekali. Informasi yang ada mungkin terbatas, tapi ada.
Jika kamu tidak tahu, itu bukan alasan untuk berbangga diri dengan ketidaktahuanmu, dan mengatai beliau dengan...ah saya tidak tega mengulangnya.
Tidak tahu itu wajar. Makanya kita belajar. Tapi merayakan kobodohan cuma semata-mata untuk meluapkan kebencian, itu yang tidak normal. Itu yang lebih menyedihkan.
Statusnya tersebut kemudian mengundang respons positif dari netizen lainnya dan sudah dibagikan hingga ratusan kali dalam hitungan jam.
Pagan Pambudi: "Adalah hal wajar masyarakat Papua melihat pahlawannya tercetak di rupiah..seperti orang jawa sudah pernah melihat diponegoro..orang sumbar melihat imam bonjol..orang kalsel melihat idham chalid."Domino99 Online.
Pandu Wisaksono: "Namanya juga diabadikan menjadi KRI Frans Kaisiepo - 368 salah satu unsur Satkor Koarmatim kembali dipercaya kedua kalinya untuk mengemban misi operasi maritim Unifil tahun 2014."
Rumsayor Julien: "IjinShare ya biar seluruh Indonesia juga tau kalau pahlawan bukan berasal dr Tanah Jawa aja..tp Dari papua Juga"Capsa Susun.
BERITA BEBAS TERKINI - Frans Kasiepo |
Lantas siapa Frans Kaisiepo? Frans Kaisiepo adalah pahlawan nasional Indonesia dari Papua. Ia lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1921 meninggal di Jayapura, Papua, 10 April 1979 pada umur 57 tahun. Frans terlibat dalam Konferensi Malino tahun 1946 yang membicarakan mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari Papua. Ia mengusulkan nama Irian, kata dalam bahasa Biak yang berarti beruap.
Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Gubernur Papua antara tahun 1964-1973.
Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih, Jayapura. Untuk mengenang jasanya, namanya diabadikan sebagai nama Bandar Udara Frans Kaisiepo di Biak. Selain itu namanya juga diabadikan di salah satu KRI yaitu KRI Frans Kaisiepo. Pada tanggal 19 Desember 2016, atas jasa jasanya, Pemerintah Republik Indonesia, mengabadikan beliau di pecahan uang kertas rupiah baru, pecahan Rp. 10.000.
AduQ - Seorang pengguna Facebook, bernama Wildan Setiabudi juga sempat memposting sebuah status mengenai jasa Frans Kaisiepo ini, menanggapi banyaknya netizen yang membully. Ia menyayangkan betapa pengguna internet terlalu kejam mengatai pahlawan nasional mereka sendiri. Berikut tulisan Wildan Setiabudi
Nama pace ini adalah Frans Kaisiepo. Beliau berasal dari Biak. Biak, di Papua, bukan di China. Agamanya Kristen Protestan. Beliau sudah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sejak tahun 1993. Saat itu Presiden kita adalah Suharto. Bukan Jokowi.
Tahun 2016 ini, wajahnya tertera di uang 10.000 Rupiah yang baru. Wajah pertama dari Papua. Sebelum ini, nama beliau sudah lama disematkan sebagai nama bandara di Biak, tempat kelahirannya. Ini bukan bandara kecil perintis di pedalaman Papua sana.
Bandara Frans Kaisiepo pernah sempat melayani penerbangan internasional hingga ke Amerika, hal yg bahkan bandara di kota2 pulau Jawa belum pernah capai.
Apa lebih lanjut jasa beliau dan apa yg beliau sudah lakukan, semua yg melihat status ini, bisa juga dengan mudah berkonsultasi ke Google. Mudah sekali. Informasi yang ada mungkin terbatas, tapi ada.
Jika kamu tidak tahu, itu bukan alasan untuk berbangga diri dengan ketidaktahuanmu, dan mengatai beliau dengan...ah saya tidak tega mengulangnya.
Tidak tahu itu wajar. Makanya kita belajar. Tapi merayakan kobodohan cuma semata-mata untuk meluapkan kebencian, itu yang tidak normal. Itu yang lebih menyedihkan.
Statusnya tersebut kemudian mengundang respons positif dari netizen lainnya dan sudah dibagikan hingga ratusan kali dalam hitungan jam.
Pagan Pambudi: "Adalah hal wajar masyarakat Papua melihat pahlawannya tercetak di rupiah..seperti orang jawa sudah pernah melihat diponegoro..orang sumbar melihat imam bonjol..orang kalsel melihat idham chalid."Domino99 Online.
Pandu Wisaksono: "Namanya juga diabadikan menjadi KRI Frans Kaisiepo - 368 salah satu unsur Satkor Koarmatim kembali dipercaya kedua kalinya untuk mengemban misi operasi maritim Unifil tahun 2014."
Rumsayor Julien: "IjinShare ya biar seluruh Indonesia juga tau kalau pahlawan bukan berasal dr Tanah Jawa aja..tp Dari papua Juga"Capsa Susun.
Komentar
Posting Komentar